Ketika
Daud mengalahkan Goliat, ia tidak menggunakan kelengkapan perang seperti
umumnya para tentara, memiliki pedang, baju sirah, topi, dan sebagainya. Ia
datang dengan keterbatasannya sebagai seorang pengembala, hanya membawa
tongkat, umban dan mengantongi lima butir batu licin yang dipungutnya di tepi
sungai. Betapa sederhana dan terbatasa kelengkapan perang Daud. Namun
keterbatasan itu yang digunakan oleh Tuhan untuk mengalahkan Goliat dan
menunjukkan kebesaran Tuhan di mata seluruh bangsa Israel.
Allah
sering bekerja di sekitar kita dan dalam keterbatasan kita untuk mendatangkan
keuntungan dan pertumbuhan terbesar bagi kita. Di dalam Tuhan, semua
keterbatasan kita dapat mengembangkan kita mencapai puncak tertinggi manapun
yang tidak bisa dicapai oleh orang-orang di luar Tuhan. Bersama Tuhan kita
mampu mencapai apapun, mengalahkan siapapun, mengatasi rintangan seberat
apapun. Bersama Tuhan, Daud mampu mengalahkan Goliat dan mencapai puncak
ketenaran sebagai seorang pahlawan Israel. Bersama Tuhan, Yusuf mampu mencapai
jabatan kedua tertinggi di Mesir. Bersama Tuhan, Daniel, Sadrach, Mesakh dan
Abednego mampu mencapai posisi tertinggi di Babel.
Bersama
Tuhan dan ditanganNya, semua keterbatasan kita justru menjadi sarana
mengembangkan kita sampai tingkat tertinggi. Tuhan mengetahui keterbatasan dan
kelemahan kita. Ia yang merancang kelahiran kita di dunia ini. Ia menaruh semua
kelengkapan yang kita perlukan untuk suatu tujuan yang ia inginkan kita capai
dalam kehidupan kita, dan melalui pencapaian itu namaNya dimuliakan. Dalam
Yermia 1:5 Tuhan berkata kepada Yermia: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam
rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau,”
Tuhan
mengetahui rencanaNya yang ia taruh dalam diri kita. Di tanganNya, semua
kelengkapan kita, yang menurut pandangan kita itu sangat terbatas, tidak
mencukupi, menjadi alat-alat yang sangat menentukan, sangat powerful, bagi
kemenangan kita.
Dalam
cerita Perjanjian Lama 2 Raja-Raja 6 dan 7), dikisahkan bahwa Benhadad, raja
Aram, menghimpunkan seluruh tentaranya, lalu maju mengepung Samaria, ibukota
Israel. Maka terjadilah kelaparan hebat di Samaria selama mereka mengepungnya,
sehingga sebuah kepala keledai berharga delapan puluh syikal perak dan
seperempat kab tahi merpati berharga lima syikal perak.
Namun
Tuhan hanya menggunakan detik langkah kaki dari empat orang berpenyakit kusta
untuk mengusir puluhan ribu tentara itu. Mereka lari tunggang langgang karena
mendengar bunyi kereta, bunyi kuda, bunyi tentara yang besar. Derap langkah
keempat orang kusta itu digunakan Tuhan untuk menjadi kegentaran di pihak
tentara Aram. Betapa sederhana cara Tuhan mengalahkan musuh-musuh bangsa
Israel. Tuhan tidak membutuhkan tentara berkuda dalam jumlah besar, hanya bunyi
langkah kaki empat orang kusta yang kelaparan.
Oleh
karena itu, bila anda ingin menggapai puncak kejayaan anda, hanya ada satu cara
sederhana iaitu berjaya bersama Tuhan dan di dalam Tuhan. Di tanganNya,
kelemahan, keterbatasan anda menjadi sumber inspirasi, sumber kekuatan kejayaan
anda. Hanya diperlukan derap kaki anda
bersama Tuhan untuk menggapai kemenangan. Tuhan memberkati anda semua.
0 comments:
Post a Comment