Sunday 24 August 2014

Segala Perkara Dapat Kutanggung Dalam Dia

Filip 4:13: Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.

Pengakuan dari seorang rasul Tuhan Yesus terhadap pengalaman hidupnya. Hidup di dalam Tuhan bukanlah hidup yang dipenuhi dengan kesenangan dunia. Bahkan dunia ini membenci mereka yang hidup dalam Tuhan, karena dunia ini telah jatuh kepada penghujatan kepada Tuhan. Oleh karena itu orang yang mau hidup sesuai dengan perintah-perintah Tuhan menjadi “orang aneh”, menjadi bahan tertawaan dan ejekan, bukan sampai disitu saja tetapi dipenjarakan, dihindari, bahkan dianiaya.

Pengakuan Paulus ini bukan suatu keputusasaan, tetapi mengandung harapan, mengandung kekuatan kepada mereka yang mau bertahan di dalam Dia. Allah itu setia dan tidak pernah membiarkan pencobaan melampaui kekuatan kita. Allah itu berkuasa, dan selama Allah tetap berkuasa Ia itu mampu, mampu menyelamatkan kita dari apa saja. Bagi Allah, akan lebih baik kalau orang percaya itu mengalami penderitaan dan dan cobaan dari pada selalu hidup dalam situasi aman dan tentram. Karena cobaan dan penderitaan baik bagi iman orang percaya, baik untuk membuktikan kesetiaan kita kepada Allah. Justeru di dalam kelemahan dan ketidakberdayaan kita, kasih Allah menjadi makin nampak dalam hidup kita.

Kisah dalam Kitab Daniel: Zadrach, Mesakh dan Abednego ketika diperhadapkan dengan dapur api yang telah dipanaskan sampai tujuh kali panas normal tidak takut mati, tidak bersedia menghujat Allah bahkan ketika hidup mati mereka hanya terpisah tipisnya sehelai rambut. Mereka bahkan mengatakan bahwa meskipun Allah yang kami sembah itu tidak menyelamatkan jiwa kami sekalipun, kami akan tetap percaya kepadaNya dan tidak akan menyembah patung tersebut.

Allah tidak pernah menghindarkan pencobaan dari kita. Ia membiarkan pencobaan itu terjadi, namun ia ada bersama dengan kita di saat pencobaan tersebut melanda kita. Tuhan bahkan sering mengendong kita melalui pencobaan tersebut. Dalam kisah Sadrach, Mesakh dan Abednego, Tuhan hadir bersama dengan mereka dalam tanur api dan tak membiarkan sehelai rambut atau benang pakaian mereka terbakar. Dalam kisah Daniel dalam gua singa, Tuhan hadir dan bersama Daniel.

Kesetiaan harus diikuti dengan tekad. Iman harus disertakan dengan tekad untuk bertahan dalam setiap cobaan dan penderitaan. Tanpa tekad, tidak ada kesetiaan, tidak ada iman, dan yang ada hanya jiwa yang rapuh dan hati yang kosong. Tekad untuk setia, tekad untuk memegang teguh iman percaya, membuat jiwa kita kuat, hati kita memiliki isi, memiliki semangat yang kuat pada saat angin dan gelombang kehidupan menerpa dan memukul kapal kehidupan kita.

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi aku kekuatan.”

Kekuatan tekad orang percaya bukan berasal dari dalam dirinya sendiri. Kekuatan tekad itu datang dari Tuhan. Berpalinglah dan bersandarlah pada kekuatan Tuhan, dan jangan menyandarkan diri pada kekuatan dan kemampuan diri sendiri. Tuhan itu selalu ada bersama kita, meskipun mata kita tak mampu melihatNya, namun Ia hadir bersama kita ketika kita mau berpaling kepadaNya. Allah itu setia, setia kepada setiap perkataan-perkataanNya, setia kepada janji-janjiNya. Karena itu jangan ragu atau ditakutkan oleh cobaan dan ancaman penderitaan. Tuhan menyertai kita.

0 comments:

Post a Comment

Pilihan Pembaca

Lazada Malaysia
Lazada Malaysia